Di Tiongkok kuna, terdapat legenda bahwa sutra yang didapati dari
ulat sutra dilihat oleh Ratu Xi Ling-Shi .Ia sedang bertamasya ketika ia
melihat kepompong ulat sutera. Lalu digunakanlah jarinya untuk
menyentuhnya, dan menakjubkan, selembar benang terkeluar! Apabila
semakin banyak keluar dan membaluti disekeliling jarinya, dia
perlahan-lahan merasa panas. Apabila sutra itu habis, dia melihat
kepompong kecil. Dengan serta merta, sang ratu menyadari bahawa
kepompong itu merupakan sumber sutera. Dia lalu bercerita kepada semua
orang dan hal ini menjadi dikenal secara luas. Selain legenda ini,
terdapat banyak legenda lain mengenai ulat sutra.
Manfaat medis
Ulat sutera yang digunakan untuk pengobatan tradisional China adalah "Bombyx batryticatus" atau "ulat sutera kaku". Ia adalah larva kering 4–5th yang mati akibat penyakit muskadin putih disebabkan oleh jamur Beauveria bassiana, dimanfaatkan untuk mengobati masuk angin, mencairkan dahak dan meringankan kejang-kejang.
Makanan
Ulat sutera dikonsumsi di sejumlah kebudayaan. Di Korea, ulat sutra yang direbus serta dibumbui merupakan makanan ringan yang populer dan dikenal sebagai beondegi. Di China, sejumlah pedagang jalanan menjual ulat sutera yang dipanggang
Manfaat medis
Ulat sutera yang digunakan untuk pengobatan tradisional China adalah "Bombyx batryticatus" atau "ulat sutera kaku". Ia adalah larva kering 4–5th yang mati akibat penyakit muskadin putih disebabkan oleh jamur Beauveria bassiana, dimanfaatkan untuk mengobati masuk angin, mencairkan dahak dan meringankan kejang-kejang.
Makanan
Ulat sutera dikonsumsi di sejumlah kebudayaan. Di Korea, ulat sutra yang direbus serta dibumbui merupakan makanan ringan yang populer dan dikenal sebagai beondegi. Di China, sejumlah pedagang jalanan menjual ulat sutera yang dipanggang
Proses Pembuatan Sutra
Sutra dihasilkan dari kepompong ulat sutra. Ulat sutra menghasilkan kepompong yang dapat dipintal menjadi serat sutra. Ada ratusan jenis ulat sutra, namun sutra yang terbaik dihasilkan oleh kepompong dari ulat sutra pohon murbei yang memiliki nama ilmiah Bombyx mori.Induk sutra dapat menelurkan hingga 500 butir telur ulat sutra seukuran kepala jarum pentul. Setelah sekitar 20 hari, telur tersebut menetas menjadi larva ulat yang sangat kecil. Larva ulat ini akan memakan daun murbei dengan agresif. Sekitar 18 hari kemudian, ukuran badan larva ulat tersebut telah membesar hingga 70 kali ukuran tubuh semula serta empat kali mengganti cangkangnya. Kemudian larva ulat tersebut akan terus membesar hingga beratnya mencapai 10.000 kali berat semula. Pada saat itu ulat sutra akan berwarna kekuningan dan lebih padat. Itulah tanda ulat sutra akan mulai membungkus dirinya dengan kepompong.
Kemudian kepompong direbus agar larva ulat di dalamnya mati. Karena jika dibiarkan, ulat akan matang lalu menggigiti kepompongnya sehingga tidak bisa digunakan lagi. Setelah ulat mati, serat di kepompong dapat diuraikan menjadi serat sutra yang sangat halus.
Satu buah kepompong sutra dapat menghasilkan untaian serat sepanjang 300 meter hingga 900 meter dengan diameter 10 mikrometer (1/1000 milimeter). Di seluruh dunia dalam satu tahun dapat menghasilkan total serat sutra sepanjang 112,7 milyar kilometer atau sekitar 300 kali perjalanan pergi-pulang ke matahari dari bumi!
Kemudian serat sutra yang halus tersebut dipintal. Serat sutra dipintal dengan proses yang menyerupai proses pada saat ulat sutra memintal kepompongnya. Proses itulah yang dibuat menjadi alat pemintalan serat sutra untuk dibuat menjadi kain sutra yang indah. Bahan kain dari sutra inilah yang kemudian dibuat menjadi berbagai produk pakaian maupun produk lainnya. Beberapa batik kelas terbaik di Indonesia juga menggunakan bahan dari sutra. - See more at: http://ngebir.blogspot.com/2011/05/makalah-ulat-bulu.html#sthash.HeuPBMBj.dpuf
sutera adalah ngengat yang memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai penghasil serat/benang sutra. Makanan ulat sutra hanyalah daun murbei (Morus alba). Ia berasal dari utara Tiongkok.
Telur ngengat sutra membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk menetas. Ulatnya membentuk kepompong sutra mentah, yang setelah dipintal bisa menghasilkan benang sutra sepanjang 300 hingga 900 meter per kepompong. Seratnya berdiameter sekitar 10 mikrometer.
Sebagaimana umumnya larva/ulat, ulat sutra sangat rakus; makan
sepanjang siang dan malam sehingga tumbuh dengan cepat. Apabila warna
kepalanya sudah menjadi semakin gelap, ulat sutra akan segera berganti
kulit/cangkang. Dalam hidupnya, ulat sutra mengalami empat kali ganti
kulit, hingga berwarna kekuningan dan lebih ketat, yang menjadi tanda
akan segera membungkus diri dengan kepompong.
Sebelum ulat sutra menjadi matang dan keluar dari kepompongnya
(kepompong digigiti hingga rusak dan tidak bernilai ekonomi), kepompong
tersebut kemudian direbus untuk membunuh ulat sutra dan memudahkan
penguraian seratnya. Adapun kupu-kupu dewasa yang dipelihara untuk bibit
ulat sutra tidak bisa terbang.
Karena sejarahnya yang panjang dan nilai ekonominya yang tinggi, genom ulat sutra menjadi salah satu objek penelitian ilmiah.
thanks....................................................you................
BalasHapus